DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan yang penting di masyarakaT Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah penderita penyakit ini semakin meningkat dan tidak jarang penderitanya berada dalam kondisi yang parah hanya dalam waktu yang relatif singkat dan tidak sedikit kasus yang berakhir dengan kematian.

Penyakit ini  disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus yang    masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Ada empat serotipe virus yang kemudian dinyatakan dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Penyakit ini termasuk dalam kelompok anthropod borne disease karena virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk.

Hanya nyamuk  wanita yang menggigit dan menularkan virus dengue. Nyamuk aedes aegypty bersifat diurnal, yaitu aktif pada pagi dan siang hari. Umumnya mengigit pada waktu siang hari (09.00-10.00) atau sore hari pukul (15.00-17.00). Kemampuan terbang nyamuk mencapai radius 100-200 m. Host Dalam hal ini manusia lah yang menjadi host atau target penyakit DBD.

Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang teduh dan lembab, suka bersembunyi dibawah kerindangan pohon ataupun pada pakaian yang tergantung dan bewarna gelap. Nyamuk ini bertelur pada genangan air yang jernih yang ada dalam wadah pada air kotor ataupun air yang langsung bersentuhan dengan tanah. Nyamuk ini sangat senang berkembang biak ditempat penapungan air karena tempat itu tidak terkena  sinar matahari langsung.

Nyamuk ini tidak dapat hidup dan berkembang biak di daerah yang berhubungan langsung dengan tanah. Berikut ini tempat perkembangbiakan nyamuk, yaitu :

  • Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki,tempayan, bak mandi dan ember.
  • Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-barang bekas yang dapat menampung air.
  • Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
  • Daerah dengan persediaan air tanpa PAM, perkembangan nyamuk aedes aegypti lebih tinggi karena penampungan air lebih banyak dibandingkan di daerah yang sudah tersedia air dengan saluran pipa.

Tanda dan gejala amat ber-variasi, dari yang ringan, sedang sampai keperdarahan, serta kecendrungan terjadi renjatan/koma. Dengan gejala, sebagai berikut :

  • Peningkatan suhu secara tiba-tiba
  • Nyeri pada kepala
  • Nyeri pada otot dan tulang
  • Mual dan kadang muntah
  • Batuk ringan
  • Hati membesar dan nyeri tekan

Pada Masa klinis, derajat beratnya DBD dapat dibagi menjadi Derajat satu/ringan :

  1. Demam mendadak selama 2 – 7 hari
    Perdarahan ringan- Uji turniket/bendungan darah positif.
  2. Derajat dua/sedang
    Perdarahan pada kulit, perdarahan pada tempat yang lain seperti mimisan, gusi-trombosit sudah turun.
  3. Derajat tiga :
    Ditemukan tanda tanda shock dini seperti pucat terjadi kegagalan sirkulasi darah.
  4. Derajat empat :
    Sudah terjadi shock – Nadi dan tekanan darah tidak terukur.

Untuk menegakkan diagnosa Demam Berdarah, perlu pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas pelayan-an kesehatan. Untuk mem berantas      penyakit DBD diperlukan peran serta  masyarakat khususnya dalam memberantas nyamuk penularnya, untuk mencegah dan membatasi penyebaran penyakit.

Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

  • Lingkungan, yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat per-kembangbiakan   nyamuk hasil samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.
  • Biologis
    Melaksanakan pe-ngendalian lingkung-an yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan vektor antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik.
  • Kimiawi Pengendalian ini menggunakan bahan- bahan kimia, antara lain dengan cara pengasapan/Fogging.
  • Sosialisasi 3M Plus :
    Yaitu menutup, menguras dan menimbun.

dr. Lina Maylani